Jumat, 22 Juni 2012

Menolong Pasien BAB Dan BAK di Tempat Tidur



MAKALAH
Menolong Pasien BAB Dan BAK di Tempat Tidur
Keterampilan Dasar Dalam Keperawatan



Disusun oleh :
Nama : Sumiati
NIM : 201110201132



SEKOLAT TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
Jalan Munir 267 Serangan, Ngampilan, Yogyakarta
Telp : (0274) 374427




KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat-Nya makalah praktikum KDDK dengan judul ”Menolong Pasien BAB Dan BAK di Tempat Tidur”, dapat selesai tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Dalam kesempatan yang berbahagia ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi kemajuan penulis untuk kedepannya. Karena seperti pepatah mengatakan ”Tiada gading yang tak retak”. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.






Yogyakarta, Juni 2012


Penulis





DAFTAR   ISI




Kata pengantar…………………………………………………………………………….......……… i
Daftar isi……………………………………………………………………………….........………… ii

BAB I  PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah………….……………………………………………………..........…….. 1
1.2 Rumusan Masalah……………..………………………………………………………............…… 1
1.3 Tujuan Penulisa .……………...……………………………………………………….........…….... 1

BAB II  PEMBAHASAN
2.1 Defekasi………………………….……………………………………………….........…………... 2
2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Defekasi…………...……………..…..........…...….... 2-5
2.3 Menolong Buang Air Besar Dengan Menggunakan Pispot………………………….............…..…. 5-8

BAB  III   PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………...…........  9

DAFTAR PUSTAKA





BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang Masalah
Pasien mengalami bad areas, lemah, juga tidak bisa berjalan karena mengalami luka di telapak kaki, jadi pasien tidak bisa melakukan pemenuhan kebutuhan dasar BAB dan BAK secara mandiri ke kamar mandi. Maka pasien harus dibantu oleh perawat dalam memenuhi kebutuhan dasar BAB dan BAK di tempat tidur.

1.2  Rumusan Masalah
  1. Apa pengertian defekasi?
  2. Faktor apa saja yang mempengaruhi proses defekasi?
  3. Bagaimana prosedur membantu pasien BAB dan BAK di tempat tidur?
1.3  Tujuan Penulisan
  • Tujuan umum :
Memberikan gambaran tentang tindakan menolong paisien BAB dan BAK di tempat tidur sesuai dengan tujuan dan tata prosedur pelaksanaan.
  • Tujuan khusus :
Mampu melaksanakan tindakan keterampilan dasar dalam keperawatan menolong pasien BAB dan BAK di tempat tidur sesuai dengan prosedur pelaksanaan.






BAB II
PEMBAHASAN


2.1  Defekasi
Defekasi adalah proses pengosongan usus yang sering disebut buang air besar. Terdapat dua pusat yang menguasai refleks untuk defekasi yang terletak di medula dan sumsum tulang belakang. Apabila terjadi rangsangan parasimpatis , sfingter anus bagian dalam akan mengendor dan usus besar menguncup. Reflek defekesi dirangsang untuk buang air besar,kemudian sfingter anus bagian luar yang diawali oleh syaraf parasimpatis setiap waktu menguncup atau mengendor selama defekasi berbagai otot lain membantu proses itu seperti otot dinding perut, diafragma dan otot-otot dasar pelvis.
Secara umum, terdapat 2 macam reflek yang membantu proses defekasi yaitu, pertama, reflek defekasi interinsik yang mulai dari zat sisa makanan (feses) dalam rektum sehingga terjadi distensi. Kemudian flexus mesenterikus merangsang gerakan peristaltik dan akhirnya feses sampai di anus. Lalu pada saat sfingter interna relaksasi, maka terjadilah proses defekasi. Kedua, reflek defekasi parasimpatis, adanya feses dalam rektum yang merangsang saraf rectum ke spinal cord. Dan merangsang ke kolon desenden, kemudian ke sigmoid, lalu ke rektum dengan gerakan peristaltik dan akhirnya terjadi relaksasi sfingter interna, maka terjadilah proses defekasi saat sfingter interna berelaksasi.


2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Defekasi
a. Usia
Setiap tahap perkembangan atau usia memiliki kemampuan mengontrol proses defekasi yang berbeda.pada bayi belum memiliki kemampuan mengotrol secara penuh dalam buang air besar,sedangkan orang dewasa sudah memiliki kemampuan mengotrol secara penuh,kemudian pada usia lanjut proses pengontrolan tersebut mengalami penurunan.
b. Diet
Diet atau jenis makanan yang dikonsumsi dapat mempengaruhi proses defekasi.makanan yang memiliki kandungan serat tinggi dapat membantu proses percepatan defekasi dan jumlah yang di konsumsi pun dapat mempengaruhinya.
c. Asupan Cairan
Pemasukan cairan yang kurang dalam tubuh membuat defekasi menjadi keras oleh karenaproses absorbsi yang kurang sehingga dapat mempengaruhi kesulitan proses defekasi.
d. Aktivitas
Aktivitas dapat mempengaruhi proses defekasi karena melalui aktivitas tonus otot,abdomen,pelvis dan diafragma dapat membantu kelancaran proses defekasi,sehingga proses gerakan peristaltik pada daerah kolon dapat bertambah baik dan memudahkan untuk kelancaran proses defekasi.
e. Pengobatan
Pengobatan juga dapat mempengaruhi proses defekasi seperti penggunaan obat-obatan laksatif atau antasida yang terlalu kering.
f. Gaya hidup
Gaya hidup dapat mempengaruhi proses defekasi.halini dapat dilihat pada seseorang yang memiliki gaya hidup sehat/kebiasaan melakukan buang air besar di tempat yang bersih atau toilet.maka ketika seseorang tersebut buang air besardi tempat yang terbuka atau tempat yang kotor maka ia akan mengalami kesulilan dalam proses defekasi.
g. Penyakit
Beberapa penyakit dapat mempengaruhi proses defekasi.biasanya penyakit-penyakit tersebut berhubungan langsung dengan sistem pencernaan seperti gastroenteristis atau penyakit infeksi lainnya.
h. Nyeri
Adanya nyeri dapat mempengarihi kemampuan/keinginan untuk berdefekasi seperti nyeri pada kasus hemoroid dan episiotomi.
i. Kerusakan motorik dan sensorik
Kerusakan pada sistem sensoris dan metoris dapat mempengaruhi proses defekasi karena dapat menimbulkan proses penurunan stimulasi sensoris dalam berdefekasi.hal tersebut dapat mengakibatkan kerusakan pada tulang belakang ataukerusakan saraf lainnya.
No
Keadaan
Normal
Abnormal
Penyebab
1.
Warna Bayi : Kuning Putih, hitam / tar, atau merah Kurangnya kadar empedu, perdarahan saluran cerna bagian atas, atau perdarahan saluran cerna bagian bawah.



Dewasa : coklat Pucat berlemak Malabsorpsi lemak.
2.
Bau Khas fases dan dipengaruhi oleh makanan Amis dan perubahan bau Darah dan ifeksi.
3.
Konsistensi Lunak dan berbentuk. Cair Diare dan absorpsi kurang.
4.
Bentuk Sesuai diameter rectum Kecil, bentuknya seperti pensil. Obstruksi dan peristaltik yang cepat.
5.
Konstituen Makanan yang tidak dicerna, bakteri yang mati, lemak, pigmen empedu, mukosa usus, air. Darah, pus, benda asing, mukus, atau cacing. Internal bleeding, infeksi, tertelan benda, iritasi, atau inflamasi.

2.3 Menolong Buang Air Besar Dengan Menggunakan Pispot
Menolong membuang air besar dengan menggunakan pispot merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan kepada pasien yang tidak mampu buang air besar secara sendiri dikamar kecil misalnya, pasien yang mempunyai luka dikaki dan tidak bisa berjalan, pasien yang lemah, bad areas, dan lain-lain. Yaitu dengan cara menggunakan pispot (penampung) untuk buang air besar ditempat tidur, dengan tujuan untuk pemenuhan kebutuhan dasar BAB dan BAK di tempat tidur, kebutuhan eliminasi pasien terpenuhi, memberi rasa nyaman, mengobservasi output.
a. Alat dan bahan :
  1. Alas / perlak
  2. Tisu
  3. Baki
  4. Bel
  5. bengkok
  6. Handuk
  7. Pispot/badpanbertutup dan urinal
  8. Botol berisi air bersih untuk cebok
  9. kapas cebok dalam mangkok
  10. Sampiran
  11. Sarung tangan/handscon
  12. Sabun
b. Prosedur kerja :
Tahap persiapan :
  1. Verifikasi order
  2. Siapkan alat dan ruangan
  3. Persiapan perawat, cuci tangan dan menggunakan APD
Tahap orientasi :
  1. Berikan salam
  2. Identifikasi dan validasi kondisi pasien
  3. Jelaskan prosedur pelaksanaan kepada pasien dan keluarga : kegiatan, tujuan, waktu, tempat, serta peran perawat dan pasien.
  4. Menjaga privacy pasien
  5. Memberikan kesempatan pada pasien sebelum dilakukan tindakan
  6. Berdo’a
Tahap kerja :
  • Memasang pispot
  1. Mencuci tangan
  2. Menyiapkan alat-alat didekatkan kepada pasien ditempat yang layak
  3. Memberitahu pasien
  4. Menutup pintu dan sampiran
  5. Menutup/menyelimuti pasien secara melintang dapat diganti dengan selimut mandi
  6. Menganjurkan pasien menekuk lutut dan mengangkat pantat. Perawat memasang alas pantat dan bila perlu menolong pasien mengangkat pantatnya dengan meletakkan tangan yang terdekat dengan kepala pasien antara pinggang dan pantat. Tangan lainnya memasang pispot, posisi pispot dibetulkan agar pasien merasa nyaman.
  7. Untuk pasien yang lemah atau terlalu gemuk :
- Dimiringkan menjauhi perawat
- Meletakan pispot dibawah pantat, kemudian ditelentangkan lagi. Posisi pispot tetap dijaga agar tetap dan pasien merasa nyaman, jika pasien terlalu gemuk dan terlalu lemah perawat dapat melakukan bersama orang lain.
  1. Membetulkan selimut kembali
  2. Menyediakan bel pemanggil bila sudah selesai
  • Mengambil pispot
  1. Mencuci tangan
  2. Menentukan sejauh manakah perlu membantu membersihkan daerah vulva,anus
  3. Membantu membersihkan daerah vuvla, untuk membersihkan daerah vuva menggunakan tisu klesset kearah anus dengan sekali hapus atau mengguyur daerah vulva dengan mengunakan air
  4. Menolong pasien mengangkat pantat (seperti akan memasang pispot) dengan tangan lain pispot tersebut, menutup dan meletakkan di kaki tempat tidur atau tempat yang layak. Klien diberi kesempatan mencuci tangan.
  5. Melipat selimut atau mengganti dengan selimut yang sebelumnya. Sprei dirapihkan dank lien dikembalikan pada posisi yang nyaman.
  6. Alat-alat dibawa kebelakang. Jika dibutuhkan pengukuran intake dan output atau bahan pemeriksaan lab.lain yang berkaitan dengan urine dan fases bisa langsung diusapkan.
  7. Mengososngkan dan membersihkan pispot sambil menilai sifat urine dan fases, kemudian dikembalikan ke tempatnya
  8. Mencuci tangan
  9. Mencatat jumlah dan sifat urine atau fases dalam buku atau status klien.
Tahap terminasi :
  1. Rapikan alat dan pasien
  2. Evaluasi kegiatan dan respon pasien
  3. Jelaskan RTL dan kontak selanjutnya
  4. Berdo’a salam
  5. Pemeriksa fases di kamar mandi lalu amati warna, bau, konsistensi, lendir, darah, nanah dll.
Tahap dokumentasi :
Dokumentasikan prosedur pelaksanaan dan respon pasien





BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Perawat dibekali dengan ilmu KDDK tentang pemenuhan kebutuhan dasar BAB dan BAK di tempat tidur agar perawat mampu membantu atau menolong pasien yang tidak mampu untuk melakukan BAB dan BAK secara mandiri di kamar mandi.






DAFTAR PUSTAKA


Suryani, 2012. Panduan Praktikum Keterampilan Dasar Dalam Keperawatan. STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta. Yogyakarta











Tidak ada komentar:

Posting Komentar