Selasa, 19 Juni 2012


PEMASANGAN NASOGASTRIK TUBE (NGT)
EKA FATMAWATI
201110202088
PSIK Kelas 2B

PEMASANGAN NASOGASTRIC TUBE (NGT)

DEFINISI :
Pemasangan slang plastik lunak melalui nasofaring klien ke dalam lambung. Slang mempunyai lumen berongga yang memungkinkan baik pembuangan sekret gastrik dan pemasukan cairan ke dalam lambung.
KEGUNAAN :
  • Memungkinkan dukungan nutrisi melalui saluran gastrointestinal
  • Memungkinkan evakuasi isi lambung 
  • Mencegah regurgitasi dan aspirasi isi lambung
PERHATIAN :
  • Riwayat masalah sinus atau nasal ( infeksi, sumbatan, polip dll )
  • Kesadaran dan riwayat MCI
  • Refleks Vagal
  • Perdarahan karena prosedur yang agresif
  • Selang NGT masuk ke Trakea
  • Diharapkan pasien telah menerima penjelasan yang cukup tentang prosedur dan tujuan tindakan.
  • Pasien yang telah mengetahui dengan jelas segala sesuatu tentang tindakan yang akan dilakukan pasien atau keluarga diharuskan menandatangani informed consent
PERSIAPAN ALAT :
  1. Slang nasogastrik sesuai ukuran  (ukuran 14-18 fr)
  2. Pelumas/ jelly
  3. Spuit berujung kateter 50 ml
  4. Stetoskop
  5. Lampu senter/ pen light
  6. Klem
  7. Handuk kecil
  8. Tissue
  9. Spatel lidah
  10. Sarung tangan dispossible
  11. Plester
  12. Nierbekken
  13. Bak instrumen
PROSEDUR PEMASANGAN NASOGASTRIK TUBE (NGT)
  1. Cuci tangan dan atur peralatan
  2. Jelaskan prosedur pada pasien
  3. Bantu pasien untuk posisi Fowler
  4. Berdirilah disisi kanan tempat tidur pasien bila anda bertangan dominan kanan(atau sisi kiri bila anda bertangan dominan kiri)
  5. Periksa dan perbaiki kepatenan nasal. Minta pasien untuk bernafas melalui satu lubang hidung saat lubang yang lain tersumbat, ulangi pada lubang hidung yang lain, Bersihkan mukus dan sekresi dari hidung dengan tissue lembab atau lidi kapas. Periksa adakah infeksi dll
  6. Tempatkan handuk mandi diatas dada pasien.
  7. Persiapkan tissue dalam jangkauan.
  8. Gunakan sarung tangan
  9. Tentukan panjang slang yang akan dimasukkan dan ditandai dengan plester.
    Ukur jarak dari lubang hidung ke daun telinga, dengan menempatkan ujung melingkar slang pada daun telinga; Lanjutkan pengukuran dari daun telinga ke tonjolan sternum; tandai lokasi di tonjolan sternum dengan plester kecil.
  10. Minta pasien menengadahkan kepala, masukkan selang ke dalam lubang hidung yang paling bersih
  11. Pada saat anda memasukkan slang lebih dalam ke hidung, minta pasien menahan kepala dan leher lurus dan membuka mulut.
  12. Ketika slang terlihat dan pasien bisa merasakan slang dalam faring, instruksikan pasien untuk menekuk kepala ke depan dan menelan.
  13. Masukkan slang lebih dalam ke esofagus dengan memberikan tekanan lembut tanpa memaksa saat pasien menelan (jika pasien batuk atau slang menggulung di tenggorokan, tarik slang ke faring dan ulangi langkah-langkahnya), diantara upaya tersebut dorong pasien untuk bernafas dalam
  14. Ketika tanda plester pada selang mencapai jalan masuk ke lubang hidung, hentikan insersi selang dan periksa penempatannya:minta pasien membuka mulut untuk melihat slang, Aspirasi dengan spuit dan pantau drainase lambung, tarik udara ke dalam spuit sebanyak 10-20 ml masukkan ke selang dan dorong udara sambil mendengarkan lambung dengan stetoskop jika terdengar gemuruh, fiksasi slang.
  15. Untuk mengamankan slang: gunting bagian tengah plester sepanjang 2 inchi, sisakan 1 inci tetap utuh, tempelkan 1 inchi plester pada lubang hidung, lilitkan salah satu ujung, kemudian yang lain, satu sisi plester lilitan mengitari slang.
  16. Plesterkan slang secara melengkung ke satu sisi wajah pasien. Pita karet dapat Digunakan untuk memfiksasi slang.
CATATAN :
Posisi Fowler : Pasien duduk setengah tegak (45 – 60 derajat ) , lutut boleh ditekuk atau lurus. Ada 3 jenis posisi fowler :
High Fowler : Kepala pasien diangkat 80 – 90 derajat
Semi Fowler : Kepala pasien diangkat 30 – 45 derajat
Low  Fowler : Kepala pasien diangkat < 30 derajat

VIDEO NGT






Tidak ada komentar:

Posting Komentar