TUGAS LAPORAN TUTORIAL
KEPERAWATAN DASAR 2
“ASUHAN KEPERAWATAN
KEBUTUHAN NYERI”
DISUSUN OLEH
: KELOMPOK 2B
KELAS B SEMESTER 2
PROGRAM STUDY
ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
YOGYAKARTA
2011/2012
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT,atas
segala rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kita kesehatan dan
kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tutorial yang berjudul “ ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN
KENYAMANAN ”.
Tak lupa pula kami
beterima kasih kepada semua pihak yang
telah mendukung kami ,sehingga makalah ini selesai tepat pada waktunya, yaitu :
1. Yuli Isnaini selaku dosen pembimbing
2.
Teman-teman yang telah menyumbangkan
saran dan pikirannya.
Akhir kata
dengan selesainya laporan tutorial ini semoga bermanfaat bagi kita semua. Kami menyadari kekurangan dan kelemahan dalam
penyusunan makalah ini. Oleh sebab itu, kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat
bagi pembaca.
Yogyakarta, 18 Juni 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................i
Daftar Isi .....................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN ................................................................................................2
BAB 3 PENUTUP
KESIMPULAN ..............................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA
......................................................................................................7
PENDAHULUAN
Nyeri akut adalah nyeri yang mendadak dan bersifat
sementara yang biasanya dapat berlangsung beberapa hari (kurang dari 2 minggu).
Biasanya nyeri akut dapat merupakan respon awal dari adanya kerusakan jaringan
tubuh. Bentuk dari nyeri akut dapat berupa nyeri somatik luar (nyeri tajam di
kulit, subkutis, mukosa), nyeri somatik dalam (nyeri tumpul di otot rangka,
tulang, sendi, jaringan ikat) dan nyeri viseral (nyeri karena penyakit atau
disfungsi organ dalam). Konsekuensi dari adanya kerusakan jaringan adalah
disekresikannnya zat- zat kimia bersifat algesik (menimbulkan nyeri) yang
berkumpul di sekitarnya dan dapat menimbulkan nyeri.
Mekanisme nyeri diawali oleh adanya sensasi nyeri yang ditangkap
oleh tubuh melalui reseptornya dikulit yaitu free nerve ending (ujung saraf
bebas). Reseptor nyeri dapat dirangsang oleh stimulasi mekanik, suhu panas,
atau oleh zat kimia yang mengiritasi. Ketika reseptor nyeri pada jaringan
perifer dirangsang (misalnya pada kulit) maka impuls nosiseptif (nyeri)
dihantarkan ke sistem saraf pusat oleh serabut saraf khusus melalui medula
spinalis menuju ke otak, yang nantinya pada Pusat-pusat yang lebih tinggi ini
sensasi nyeri akan diubah menjadi persepsi nyeri serta komponen emosional yang
menyertainya. Respons sistemik terhadap nyeri akut berhubungan dengan respons
neuroendokrin sesuai derajat nyerinya. Nyeri akut akan menyebabkan peningkatan
hormon katabolik (katekolamin, kortisol, glukagon, renin, aldosteron,
angiotensin, hormon antidiuretik) dan penurunan hormon anabolik (insulin,
testosteron). Manifestasi nyeri dapat berupa hipertensi, takikardi (denyut nadi
di atas normal), hiperventilasi (kebutuhan Oksigen dan produksi karbon dioksida
meningkat), tonus sfingter saluran cerna dan saluran air kemih meningkat
(ileus, retensi urin).
Penentuan derajat nyeri akut sangat penting guna merencanakan
pengobatan yang akan dipilih.. Derajat nyeri akut dapat diukur dengan macam- macam
cara, misalnya tingkah laku pasien, skala verbal dasar, skala analog visual dan
lain-lain. Secara sederhana nyeri akut pada pasien sadar dapat langsung
ditanyakan pada yang bersangkutan dan biasanya dikatagorikan sebagai: tidak
nyeri (none), nyeri ringan (mild, slight), nyeri sedang (moderate), nyeri berat
(severe) dan sangat nyeri (very severe, intolerable). Kemudian paramedis dapat
mencocokkkan antara rasa nyeri yang diungkapkan oleh pasien dengan ekspresi
nyeri yang ditunjukkannya guna menentukan derajat nyeri yang sesungguhnya.
PEMBAHASAN
TujuanPembelajaran :
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi data
senjang
2. Mengelompokkan data subjektifdanobjektif
3. Menambahkan data tambahanmenurut NANDA
4. Merumuskan diagnosis
5.
Perencanaan
|
6. Intervensimenurut NIC
7. Implementasi
8. Evaluasi
STUDY
KASUS SKENARIO 4
Seorang wanita 27 tahun, mengeluh nyeri di bagian
perut, pasien tersebut post op apendixitis. Wajah tampak meringis menahan nyeri
sambil tangan memegang perut. Pemeriksaan skala nyeri pasien mengatakan nyeri
pada angka 5, pemeriksaan tanda vital di dapatkan denyut nadi 90 x/menit, TD 120/80 mmHg, frekwensi nafas 24 x/menit,
suhu 37,5 0C.
1. PENGKAJIAN
IDENTITAS
PASIEN
Nama : Ny.A
Umur : 27 Tahun
JenisKelamin : Perempuan
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Guru SMA
Agama : Islam
Alamat : Yogyakarta
Status
Pernikahan :
Belum Kawin
2. ANALISIS DATA
No.
|
Data
Senjang
|
Masalah
|
1.
|
DS:
-
Klien mengeluh nyeri sambil tangan memegang perut.
DO:
-
R : 24x/menit
-
Wajah
tampak meringis menahan nyeri sambil tangan memegang perut
-
Skala
nyeri pada angka 5
-
Post op
opendixitis ( luka pada usus)
|
Nyeri Akut
|
3.
RENCANA
KEPERAWATAN
No.
|
Tgl/jam
|
DIAGNOSIS
KEPERAWATAN (NANDA)
|
TUJUAN DAN KRITERIA
HASIL (NOC)
|
INTERVENSI
(NIC)
|
1.
|
16-06-12
10.00 WIB
|
Nyeri akut yang
berhubungan dengan agens cidera ( mis: biologis, zat kimia, fisik,
psikologis) yang di tandai dengan klien mengeluh nyeri , perubahan frekuensi
R: 24 x/menit, mengekspresikan prilaku
( mis: gelisah, merengek, menangis, waspada, iritabilitas, mendesah),
prilaku berjaga- jaga/ melindungi area nyeri, wajahnya tampak meringis
menahan nyeri, skala nyeri pada angka 5, post op apendixitis, sikap tubuh
melindungi, melaporkan nyeri secara verbal.
|
1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3x24 jam, tingkat
nyeri pasien turun dengan kriteria hasil:
a.
Klien
melaporkan tidak nyeri
b.
Ekspresi
wajah klien tidak nampak kesakitan
c.
Klien
tidak merintih dan menangis
d.
Ketengangan
otot perut berkurang
e.
R: 14-20
x/menit
f.
Nafsu
makan klien kembali normal
g.
Klien
tidak mudah marah
h.
Klien
tidak mual.
2. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam
pasien mampu mengontrol nyerinya dengan kriteria hasil:
a.
Klien
mengenali gejala nyeri
b.
Klien
mengenali awal rasa nyeri
c.
Klien-kliennya
melaporkan perubahan rasa nyeri
d.
Klien
mampu melakukan tindakan pencegahan rasa nyeri
e.
Klien
tidak menggunakan obat untuk menghilangkan rasa nyeri
|
1. Ajari prinsip- prinsip menejmen nyeri
2. Dorong pasien mengontrol rasa nyerinya dengan tindakan yang sesuai
3. Anjurkan pasien untuk melakukan pengobatan nyeri secara
adequate
4. Dorong pasien untuk menggunakan obat nyeri yang memadai
5. Anjurkan penilaian yang komprehensip dari rasa nyeri
untuk memasukkan lokasi, karaktristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri dan faktor pencetus
6. Kaji penurunan skala nyeri pada pasien
7. Gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk mengatur
pengalaman rasa nyeri dan menyampaikan penerimaan respon pasien untuk rasa nyeri
8. Dorong pasien untuk membicarakan rasa nyeri yang
dialaminya jika sesuai.
9. Diskripsikan
rasionalisasi dari tindakan relaksasi dan keuntungan, batas-batas dan tipe
relaksasi otot (contoh : musik, meditasi, ritme pernapasan, relaksasi
rahang, dan menahan relaksasi otot).
10. Tunjukkan dan
praktikkan teknik relaksasi pada pasien.
11. Gunakan strategi
relaksasi bersamaan dengan obat-obatan pereda nyeri.
12.
Eevaluasi dan dokumentasikan respon klien terhadap terapi relaksasi
|
4.
CATATAN
PERKEMBANGAN
TGL/JAM
|
IMPLEMENTASI
|
EVALUASI
|
16-06-2012
11.0 WIB
|
1. Mengkaji
penurunan skala nyeri pada pasien
2. Memberikan
informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama akan berlangsung, ketidaknyamanan
3. Mendiskripsikan rasionalisasi dari tindakan relaksasi dan
keuntungan, batas-batas dan tipe relaksasi otot (contoh : musik, meditasi, ritme pernapasan, relaksasi
rahang, dan menahan relaksasi otot).
4.
Mengajak pasien untuk rilax dan biarkan terjadi suatu sensasi.
5.
Menunjukkan
dan mempraktikkan
teknik relaksasi pada pasien.
6.
Menggunakan strategi relaksasi bersamaan dengan obat-obatan pereda nyeri.
7.
Mengevaluasi dan medokumentasikan respon klien terhadap terapi relaksasi.
|
Tgl. 16-06-2012
S:
-
Klien
mengatakan rasa nyeri berkurang.
-
Klien
mengatakan perubahan rasa nyeri
O:
-
Skala
nyeri klien turun pada angka 3
-
R pasien
dari 24 x/menit menjadi 20 x/ menit.
-
Klien
tidak merintih dan menangis
A:
-
Klien
masih mengalami nyeri
P:
Untuk perawat:
-
Kaji skala
nyeri
-
Ajarkan
tehnik lain
Untuk
klien:
-
Lakukan
tehnik yang sudah di anjurkan.
|
PENUTUP
KESIMPULAN:
Nyeri akut
adalah
nyeri yang mendadak dan bersifat sementara yang biasanya dapat berlangsung
beberapa hari (kurang dari 2 minggu). Biasanya nyeri akut dapat merupakan
respon awal dari adanya kerusakan jaringan tubuh. Bentuk dari nyeri akut dapat
berupa nyeri somatik luar (nyeri tajam di kulit, subkutis, mukosa), nyeri
somatik dalam (nyeri tumpul di otot rangka, tulang, sendi, jaringan ikat) dan
nyeri viseral (nyeri karena penyakit atau disfungsi organ dalam). Konsekuensi
dari adanya kerusakan jaringan adalah disekresikannnya zat- zat kimia bersifat
algesik (menimbulkan nyeri) yang berkumpul di sekitarnya dan dapat menimbulkan
nyeri.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Fundamental
Of Nursing, Carol Taylor Et All, 1997, Lippincott Raven Washington.
Ø
Fundamental
Of Nursing, Concepts Process & Practice, Patricia A. Potter Et All. Third
Edition, 1992, Mosby Year Book Washington.
Ø NANDA
Diagnosis Keperawatan 2009-2011,Herdman T. Heather,2011. BukuKedokteran EGC
Jakarta.
Ø Nursing
Intervention Classification (NIC) fifth edition, Bulechek Butcher Dochterman,
1992.Mosby Elsevier Washington
Ø Nursing
Outcomes Clasification (NOC) fourth edition, Moorhead Johnson Maas
Swanson,1997. Mosby Elsevier Washington
Tidak ada komentar:
Posting Komentar