Nama :Ratna Dwi Riyanti
NIM :201110201120
Kelas :PSIK 2B
EDEMA
Definisi Idiopathic Edema
Idiopathic edema adalah
pitting edema dari sebab yang tidak diketahui yang terjadi terutama pada
wanita-wanita pre-menopause yang tidak mempunyai bukti dari penyakit jantung,
hati, atau ginjal. Pada kondisi ini, penahanan cairan pertama mungkin terlihat terutama
pre-menstrually (tepat sebelum menstruasi), yang adalah mengapa ia adakalanya
disebut "cyclical" edema. Bagaimanapun, ia dapat menjadi persoalan
yang lebih tetap dan parah.
Pasien-pasien dengan
idiopathic edema seringkali mengambil diuretics untuk mengurangi edema dalam
rangka untuk mengurangi ketidaknyamanan dari kembung dan pembengkakan. Secara
bertentangan, bagaimanapun, edema pada kondisi ini dapat menjadi lebih
persoalan setelah penggunaan dari diuretics. Pasien-pasien dapat mengembangkan
penahanan cairan sebagai fenomena yang memantul kembali setiap waktu mereka
menghentikan diuretics. Adalah penting untuk berbicara pada dokter anda sebelum
menggunakan segala diuretics.
Pasien-pasien denga
idiopathic edema nampak mempunyai kebocoran dalam kapiler-kapiler
(pembuluh-pembuluh darah peripheral kecil yang menghubungkan arteri-arteri
dengan vena-vena) sehingga cairan lewat dari pembuluh-pembuluh darah kedalam
ruang interstitial yang mengelilingi. Jadi, pasien dengan idiopathic edema
mempunyai volume darah yang berkurang, yang menjurus pada reaksi yang khas dari
penahanan garam oleh ginjal-ginjal.
Edema leg (kaki) pada pasien-pasien
ini dilebih-lebihkan dalam posisi berdiri, karena edema cenderung untuk
berakumulasi pada bagian-bagian tubuh yang dekat dengan tanah pada saat itu.
Pasien-pasien ini
seringkali mempunyai edema sekitar mata-mata (periorbital edema) pada pagi hari
karena cairan edema berakumulai selama malam hari sekitar mata-mata mereka
ketika mereka tidur terbaring rata.
Berlawanan dengannya,
edema sekitar mata-mata tidak cenderung berkembang pada pasien-pasien cardiac
yang mempertahankan kepala-kepala mereka terangkat pada malam hari karena sesak
napas ketika mereka berbaring rata. Pasien-pasien ini secara karakteristik
mengalami jumlah-jumlah yang bervariasi dari edema pada bagian-bagian yang
berbeda dari tubuh pada waktu hari berbeda.
Pasien-pasien dengan
idiopathic edema seringkali menjadi tergantung pada diuretics, dan
ketergantungan ini seirngkali sulit untuk dipotong. Periode sepanjang tiga
minggu lepas dari diuretics mungkin diperlukan untuk memutus siklus
ketergantungan. Penarikan dari diuretics mungkin menjurus pada penahanan cairan
yang menghasilkan ketidaknyamanan dan pembengkakan utama. Lebih jauh, ada
risiko-risiko yang tertentu yang berhubungan dengan penggunaan diuretics yang
berkepanjangan pada individu-individu ini, yang dipersulit oleh kecenderungan
untuk meningkatkan dosis-dosis dari diuretics.
Sebagai akibat dari
penggunaan dan penyalahgunaan diuretic yang kronis, pasien-pasien mungkin
mengembangkan:
- kekurangan potassium,
- pengurangan volume darah dalam pembuluh-pembuluh darah,
- gagal ginjal.
Efek-efek sampingan lain
dari diuretics termasuk:
- gula darah tinggi (diabetes),
- asam urat tinggi (gout),
- kejang-kejang otot, payudara-payudara yang peka dn membesar (gynecomastia)
- pancreatitis (peradangan dari pankreas).
Meskipun penarikan dari
diuretics adalah faktor yang paling penting dalam merawat paasien-pasien ini,
obat-obat lain telah digunakan untuk mencoba mengecilkan penahanan cairan.
Obat-obat ini termasuk ACE inhibitors, amphetamines dosis rendah, ephedrine,
bromocriptine (Parlodel), atau levodopa-carbidopa (Sinemet) dalam kombinasi.
Bagaimanapun, keefektifan-keefektifan mereka adalah tidak menentu dan efek-efek
sampingan dari obat-obat ini mungkin terjadi. Contohnya, hipotensi (tekanan
darah rendah) mungkin terlihat dengan penggunaan dari ACE inhibitors, terutama
jika pasien juga meminum diuretics.
Penyebab Pitting Edema
Edema
disebabkan oleh penyakit-penyakit systemic, yaitu, penyakit-penyakit yang
mempengaruhi beragam sistim-sistim organ dari tubuh, atau oleh kondisi-kondisi
lokal yang melibatkan hanya anggota-anggota tubuh yang dipengaruhi.
Penyakit-penyakit systemic yang paling umum yang berhubungan dengan edema
melibatkan jantung, hati, dan ginjal-ginjal. Pada penyakit-penyakit ini, edema
terjadi terutama karena penahanan garam tubuh (sodium chloride) yang terlalu
banyak. Garam yang berlebihan menyebabkan tubuh menahan air. Air ini kemudian
bocor kedalam ruang-ruang jaringan interstitial, dimana ia nampak sebagai
edema.
Kondisi-kondisi
lokal yang paling umum yang menyebabkan edema adalah varicose veins dan
thrombophlebitis (peradangan dari vena-vena) dari vena-vena dalam dari kaki-kaki
(legs). Kondisi-kondisi ini dapat menyebabkan pemompaan darah yang tidak cukup
oleh vena-vena (venous insufficiency). Tekanan balik yang meningkat yang
diakibatkannya pada vena-vena memaksa cairan berdiam pada kaki-kaki dan
tangan-tangan (terutama pergelangan-pergelangan kaki dan kaki-kaki). Cairan
yang berlebihan kemudian bocor kedalam ruang-ruang jaringan interstitial,
menyebabkan edema.
Pemasukan Garam Mempengaruhi Edema
Keseimbangan
garam tubuh biasanya diatur dengan baik. Orang yang normal dapat mengkonsumsi
jumlah-jumlah garam yang kecil atau besar pada makanan tanpa keprihatinan untuk
mengembangkan penipisan atau penahanan garam. Pemasukan garam ditentukan oleh
pola-pola makanan dan pengeluaran garam dari tubuh dilaksanakn oleh
ginjal-ginjal. Ginjal-ginjal mempunyai kapasitas yang besar untuk mengontrol
jumlah garam dalam tubuh dengan merubah jumlah garam yang dieliminasi
(dikeluarkan) dalam urin. Jumlah garam yang dikeluarkan oleh ginjal-ginjal
diatur oleh faktor-faktor hormon dan fisik yang memberi sinyal apakah penahanan
atau pengeluaran dari garam oleh ginjal-ginjal adalah perlu.
Jika
aliran darah ke ginjal-ginjal berkurang oleh kondisi yang mendasarinya seperti
gagal jantung, ginjal-ginjal bereaksi dengan menahan garam. Penahanan garam ini
terjadi karena ginjal-ginjal merasa bahwa tubuh memerlukan lebih banyak cairan
untuk mengkompensasi aliran darah yang berkurang. Jika pasien mempunyai
penyakit ginjal yang mengganggu fungsi ginjal-ginjal, kemampuan untuk
mengeluarkan garam dalam urin adalah terbatas. Pada kedua kondisi-kondisi,
jumlah garam dalam tubuh meningkat, yang menyebabkan pasien untuk menahan air
dan mengembangkan edema.
Pasien-pasien
yang mengalami gangguan dalam kemampuannya untuk secara normal mengeluarkan
garam mungkin perlu ditempatkan pada diet yang dibatasi garamnya dan/atau
diberikan obat-obat diuretic (pil-pil air). Dahulu, pasien-pasien dengan
penyakit-penyakit yang berhubungan dengan edema ditempatkan pada diet-diet
dengan pemasukan garam yang sangat dibatasi. Dengan perkembangan dari
agent-agent diuretic yang baru dan sangat kuat, pembatasan yang dicatat ini
pada pemasukan garam diet umumnya tidak lagi perlu. Diuretics ini bekerja
dengan menghalangi reabsorpsi dan penahanan garam oleh ginjal-ginjal, dengan
demikian meningkatkan jumlah garam dan air yang dieliminasi dalam urin. Edema
Kekurangan Vena
Menyebabkan Edema
Vena-vena
pada tungkai-tungkai (legs) bertanggung jawab untuk mengangkut darah naik ke
vena-vena dari torso, dimana ia kemudian dibalikan ke jantung. Vena-vena dari
legs mempunyai klep-klep yang mencegah aliran balik dari darah didalam mereka.
Venous insufficiency adalah ketidakmampuan dari vena-vena yang terjadi karena
pelebaran atau pembesaran dari vena-vena dan disfungsi dari klep-klep mereka.
Ini terjadi, misalnya, pada pasien-pasien dengan varicose veins. Venous
insufficiency menjurus pada backup dari darah dan meningkatkan tekanan pada
vena-vena, dengan demikian berakibat pada edema dari legs (tungkai-tungkai) dan
feet (kaki-kaki). Edema dari legs juga dapat terjadi dengan episode dari deep
vein thrombophlebitis, yang adalah bekuan atau gumpalan darah didalam vena yang
meradang. Pada situasi ini, bekuan atau gumpalan pada deep vein menghalangi kembalinya
darah, dan dengan konsekwensi menyebabkan tekanan balik yang meningkat pada
vena-vena kaki (leg).
Venous
insufficiency adalah persolan yang terlokalisir pada legs,
pergelangan-pergelangan kaki (ankles), dan feet. Satu kaki (leg) mungkin lebih
dipengaruhi daripada yang lain (asymmetrical edema). Berlawanan dengannya,
penyakit-penyakit systemic yang berhubungan dengan penahanan cairan umumnya
menyebabkan jumlah yang sama dari edema pada kedua kaki-kaki (legs), dan dapat
juga menyebabkan edema dan pembengkakan ditempat lain dalam tubuh. Respon pada
terapi dengan obat-obat diuretic pada pasien-pasien dengan venous insufficiency
cenderung tidak memuaskan. Ini karena berkumpulnya cairan yang terus menerus
pada ekstrimitas bagian bawah membuatnya sulit diuretics untuk mengerahkan
cairan edema. Pengangkatan tungkai-tungkai (legs) secara periodok sepanjang
hari dan penggunaan dari compression stockings mungkin meredakan edema.
Beberapa pasien-pasien memerlukan perawatan secara operasi untuk menghilangkan
edema yang kronis yang disebabkan oleh venous insufficiency.
Diuretics Digunakan Untuk Merawat
Edema
Edema
dapat menjadi persoalan pada penyakit-penyakit systemic dari jantung, hati atau
ginjal-ginjal. Terapi diuretic dapat diawali, seringkali mengurangi edema.
Diuretics yang paling kuat adalah loop diuretics, disebut demikian karena
mereka bekerja pada bagian dari tubules ginjal yang dirujuk sebagai loop of
Henle. Tubules ginjal adalah saluran-saluran kecil yang mengatur keseimbangan
garam dan air, sementara mengangkut urin yang terbentuk. Clinical loop
diuretics yang tersedia adalah:
- furosemide (Lasix),
- torsemide (Demadex), dan
- butethamine (Bumex).
Dosis-dosis
dari diuretics ini bervariasi tergantung pada keadaan-keadaan klinis. Obat-obat
ini dapat diberikan secara otal, meskipn pasien-pasien yang sakit dengan serius
dirumah sakit mungkin menerima mereka secara intravena untuk respon yang lebih
segera atau efektif. Jika satu dari loop diuretics tidak efektif sendirian, ia
mungkin digabungkan dengan agent yang bekerja lebih jauh kebawah (lebih
distally) dalam tubule. Agent-agent ini termasuk diuretics tipe thiazide,
seperti hydrochlorothiazide (HydroDIURIL), atau tipe diuretic yang serupa namun
lebih kuat yang disebut metolazone (Zaroxolyn). Ketika diuretics yang bekerja
di tempat-tempat berbeda dalam ginjal digunakan bersama-sama, responnya
seringkali lebih besar daripada respon-respon yang digabungkan pada individual
diuretics (synergistic response).
Beberapa
diuretics seringjali menyebabkan kehilangan yang berlebihan dari potassium
dalam urin, menjurus pada pengurangan potassium tubuh. Obat-obat ini termasuk
loop diuretics, thiazide diuretics, dan metolazone. Pasien-pasien pada
diuretics ini umumnya dinasehati untuk meminum suplemen-suplemen potassium
dan/atau untuk memakan makanan-makanan yang tinggi potassiumnya.
Makanan-makanan tinggi potassium termasuk buah-buahan tertentu seperti:
- pisang,
- jus jeruk,
- tomat-tomat, dan
- kentang-kentang.
Pasien-pasien
dengan fungsi ginjal yang lemah seringkali tidak memerlukan suplemen-suplemen
potassium dengan diuretics karena ginjal-ginjal mereka yang lemah cenderung untuk
menahan potassium. Pada kejadian-kejadian tertentu, volume urin yang diinduksi
oleh diuretic dapat diperbaiki dengan menambah diuretic hemat potassium, satu
yang tidak menyebabkan pengurangan potassium. Diuretics ini termasuk
spironolactone (Aldactone), triamterene (Dyrenium, komponen dari Dyazide), dan
amiloride (Midamor). Menambah satu dari diuretics ini pada regimen diuretic
pasien mungkin menghindarkan keperluan untuk suplemen-suplemen potassium.
Diuretic lain yang dapat digunakan adalah acetazolamide (Diamox), yang
menetralkan perkembangan dari konsentrasi yang meningkat dari bicarbonate
(terlalu banyak alkali) dalam darah. Bicarbonate yang meningkat adakalanya
terjadi pada pasien-pasien yang menerima diuretics lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar